Selasa, 18 Desember 2012

NGENTOT PERAWAN GARA-GARA SALAH KAMAR

Ngentot Perawan Gara-gara Salah
Kamar Namaku adalah
Santoso. Saya bekerja di suatu
pabrik
di
sekitar kota B. Saya bekerja di sana
sudah
hampir satu tahun. Saya adalah
laki- laki
single berusia 20 tahun dengan
tinggi
170cm dan berat badan 65kg.
Sebenarnya
saya malas menceritakan
pengalaman
saya tentang sex tapi karena di
situs
ini
banyak cerita yang merangsang,
jadi
saya
sesekali mencoba untuk
menulisnya. Setiap tahun pabrik
selalu
mencutikan
karyawan selama seminggu dan
inilah
saatnya para karyawan berlibur.
Aku
merencanakan berlibur sendiri di
pantai.
Jadi aku langsung pulang setelah
mendapat gaji dari atasan dan
merapikan
baju ke koper untuk ke pantai. Aku
mengunakan bis untuk pergi ke
pantai.
Perjalanan sangat cepat setelah
hanya
memakan waktu 30 menit.
Setelah sampai di pantai, aku
mengambil koperku ke tempat
resepsionis
dan memesan hotel untuk istirahat.
Tapi
aku terkejut ketika seseorang
bangun dari
tempat duduknya. Dia adalah
perempuan
yang sangat cantik dengan tubuh
tinggi
sekitar 160cm. Aku agak
terbengong
sejenak dan tiba-tiba..... "Ada Apa
pak?"
tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin
memesan kamar." Jawabku. "Mau
Pesan
yang mana mas?, disini ada tiga
macam kamar." tanya lagi dengan
menunjukan
papan harga tiga kamar. Aku agak
bingung memilih kamar karena aku
terpesona oleh kecantikan gadis ini.
"Saya Ingin kelas menengah"
Jawabku
setelah
berusaha menghilangkan
melamunnya.
"Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu.
Lalu aku membayar uang tersebut.
Pada
saat
dia mengetik komputer resepsionis,
aku
sengaja melihat namanya yang
menempel di baju sakunya. Lia
namanya. Aku
juga
lihat tubuhnya dan aku
mengelengkan
kepalaku sambil berpikir, "Benar
benar sempurna." Walaupun dia
mengunakan jas
seperti layaknya karyawan tapi
tubuhnya
sangat seksi. Aku terus bengong
sambil menunggu dia selesai
mengetik.
Akhirnya
dia mengangkat kepalanya dan
mengasih
kunci itu sambil berkata "Selamat
menikmati hotel kami." Aku
mengambil
kunci itu dan naik ke kamar hotel.
Sesampai di kamar hotel, aku
berbaring di
ranjang dan memikirkan
perempuan
tersebut. Tapi lama-kelamaan aku
jadi
mulai terangsang dan burungku
berdenyut
ingin keluar dari sarangnya. Aku
ingin berusaha untuk tidak
memikirkan yang tidak- tidak, tapi
burungku terus berontak ingin
keluar. Jadi
aku melorotkan celana jeans dan
celana
dalamku sampai ke paha.
Muncullah
Elang tanpa sayap yang tegak itu.
Aku
mulai memegang penisku sendiri
sambil
memikirkan perempuan tersebut.
Aku tidak
tahan dan mulai mengocok penisku
sendiri
dengan irama pelan. Setelah
mengocok
lama, aku merasakan kamarku
menjadi
panas jadi aku berdiri dan berhenti
sejenak
untuk melepaskan semua pakaian.
Aku
ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba
ada
orang yang membuka pintu
kamarku. Aku
sangat kaget dan berusaha memakai
bajuku tapi seseorang terlanjur
melihatku.
Ternyata perempuan lain yang tak
kukenal tapi sangat cantik. Kami
saling
bertatapan
sejenak dan perempuan itu mulai
bicara.
"Ap..a...kah. In..i kamar no.xxx?"
Aku terkejut mendengar
perkataannya
karena
biasanya perempuan langsung
menutup
pintunya kalau melihat tubuh
telanjang lawan jenis. Aku bingung
harus
menjawab
apa karena takut salah. Masih
dalam
keadaan telanjang,aku
memberanikan diri
dan menjawab. "Tolong Anda
masuk dan
tutup pintunya dulu." Aku mulai
merasa
sangat kacau karena aku tidak tahu
apa
yang kukatakan benar atau salah.
Perempuan itu tersenyum dan
masuk ke
dalam kamarku. Setelah menutupi
pintu
kamarku, dia bertanya lagi.
"Apakah
Ini kamar no.xxx?" Aku sangat
pusing
melihat
keadaan sekarang dan bermaksud
untuk
lari tapi aku tidak bisa lari. Aku
menghembus napasku dalam-dalam
dan
berkata. "Ini.. Bukan.. Kamar...
Xxx.."
Setelah mendengar jawabanku, dia
tidak
pergi malah mendekatiku dan
berkata. "Kenapa Kau masih dalam
keadaan
telanjang?" Setelah mendengar
perkataan
itu, aku masih bingung sekaligus
terangsang seolah ingin cepat-cepat
bergumul dengannya tapi juga takut
karena belum pernah melakukan
hubungan dengan lawan jenis.
Tangan
kanan perempuan itu mulai
memegang
badan bidanku dengan usapan
kecil. Aku
masih belum tahu apa yang harus
kulakukan. Tangan kirinya
memegang alat
vitalku dan bertanya. "Apakah Kau
pernah melakukannya?" Aku tidak
menjawab dan
langsung mencium bibir mungil itu
secara
acak- acakan. Dia pun mulai
membalasnya. Aku kaget dengan
reaksiku
sendiri karena aku tidak
memerintahkan
untuk mencium. Dia mulai
mengeluarkan
lidahnya dan mencari lidahku. Aku
jadi
mulai membalasnya. Setelah
beberapa
saat kami ciuman, dia melepaskan
ciumannya dan berkata di dekat
telingaku. "Tenang Saja, kita akan
bersenang
senang." Dia membuka semua
bajunya
dan melempar di lantai. Tampaklah
bukit
kembar yang lumayan besar dan
garis
feminimnya dengan sedikit berbulu.
Aku
menelan ludah setelah melihat
tubuh
wanita yang begitu indahnya tepat
di
depan mataku. Dia mendorongku
ke tempat ranjang dan aku jatuh
terbaring di
ranjang. Dia datang dan mulai
mengusap
elangku. "Ahh............" Gunamku.
"Apakah Enak mas?" Tanya si
cewek.
"En.....ahhkk....k" Belum sempat
aku
menjawab, dia sudah memasukin
penisku
ke dalam mulutnya. Dia masih
mengulum penisku yang
membuatku merem-
melek
dengan napas yang tidak teratur.
"Ahhhkkkkk.............
Ahhhkkkkk.........
Ahhhkkkkk......." Aku mengerang
saat
lidahnya menjilati lubang penisku.
Dia
terus menjilati lubang penisku jadi
rasanya
seperti mau cepat cepat keluar.
Setelah
beberapa saat, aku mulai merasa
gatal
dan berdenyut di sekitar penisku.
"A..khhhh...u Ti....d..ahkk
khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku.
Aku langsung menyemburkan cairan
kejantananku ke dalam mulut
perempuan
itu. Cairan yang kukeluarkan sangat
banyak tapi sepertinya perempuan
itu menelan sebagian spermaku.
Badanku
langsung terasa lemas dan serasa
ingin
tidur. "Mas Jangan tidur dulu dong
mas!!" teriak cewek itu sambil
menepuk
dadaku.
Aku terbangun dan ingat bahwa aku
sedang melakukan hubungan.
"Ak..u
Be..nar be..nar di..buat kamu
pingsan, eh
ngo..mong ngo...mong kamu
sia...pa?"
Aku berbicara setelah ingat bahwa
aku
ingin tahu siapa dia. "Kalo Mas
ingin tahu
siapa aku, kau harus melakukannya
sekali
lagi, setuju tidak?" tantang cewek
itu.
"Iya
Deh." jawabku dengan lebih
percaya diri
dan langsung bangun dari tempat
tidur
untuk melakukan seksual. Aku
membalikkan badan cewek itu
menjadi tidur berbaring dan
langsung
menjilat
payudaranya mulai dari kiri dan
menekan
jari telunjuk ke punting kanan
cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek
itu. Aku
terus
menjilat puting kirinya cewek itu
dengan
lembut dan menghisap sambil
mengoyangkan jari telunjuk kiri ke
punting
kanannya. Ini membuat dia merem-
melek
dan... "Ahhhh......ge...li....
Geee...lliiiii
ahhh...." "Masssss......" rintih
cewek
itu dengan suara menggoda. Aku
yang
tadinya sudah kecapean mulai
terangsang
lagi setelah mendengar suara
merdu
yang
mengoda. Aku terus menjilati
kadang
kadang mencium, menghisap
dalam-
dalam supaya ingin merasakan
nikmat
punting susu seorang wanita.
Setelah puas dengan yang punting
kiri, aku
menghisap
yang kanan. Ini kulakukan berulang
kali
sampai payudaranya basah penuh
oleh cairan ludahku. Tangan
kananku
mulai
menurun dan memegang bagian
feminim
wanita tersebut. Aku mencoba
memegangnya dengan seluruh
tangan
tetapi wanita tersebut menolaknya
dengan
mengrapatkan kedua pahanya. Aku
ingin
berusahanya tetapi dia mengatakan
sesuatu diiringi dengan rintihan.
"Mas...
S...... Ja...... Ngan.......
Duuu...lll...uuuuu.....mas"
"Sa...yyaaa....
Ma...ssiihhh.....
Pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata
cewek
itu. Aku tidak perduli dengan
rintihan
tersebut dan mencobanya dengan
mencium bibirnya dengan tangan
kiriku
masih memijit bagian kanan
punting
wanita tersebut. Setelah mencium
bibir
tersebut aku menulusuri leher
wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii.....
Ahhhhh....
Ngi......llluuuu" rintih wanita
tersebut.
Aku
ingin sekali rasanya untuk cepat
cepat
menghabisinya tetapi aku masih
bingung
harus merangsangkan bagian mana
lagi
supaya dia terangsang. Jadi aku
mendekatkan kuping wanita itu dan
mengatakan sesuatu. "Sayang, Saya
ingin
sekali mencicipi keharuman
feminim
mu."
"Tuunnnnngggguuuuu..........
Masssssss..... Ahhhh...." Jawab
Cewek
itu. Tetapi kata kata tersebut mulai
melemah
dan pada saat tangan kananku
mulai
membuka bagian paha cewek itu,
dia
sepertinya tidak menolak. Dia
membuka
pahanya dan aku mulai merasakan
kehangatan bagian bawah cewek
tersebut.
Aku mulai memegangnya dengan
telapak penuh dan mengerakannya
naik
turun
dengan irama pelan.
"Shhhhh......Shhh..."
Cewek itu merintih.
"Hhhhhh.......hhhhhh" Aku
memberanikan diri dan mulai
mengosokkan vaginanya dengan
agak
cepat sambil menghisap puntingnya
sangat dalam. Ini membuat dia
tambah terangsang dan aku mulai
merasakan
lembab vagina perempuan
tersebut.Aku
melepaskan ciuman tersebut dan
langsung menurun ke bagian
feminim
tersebut. Aku
mengendus dan merasakan
keharuman
yang tidak pernah aku rasakan
sebelumnya. Aku pun memulainya
dengan
jilatan kecil di permukaan vagina
yang
membuat napasnya tidak teratur.
"Hhhhh..........hhhhhh"
"A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh"
Cewek itu
sepertinya ingin mengatakan
sesuatu
tetapi aku tidak memperdulinya
dan
menjilatinya dengan lebih cepat.
Aku
menjilatinya terus-menerus sampai
aku
mulai merasakan ada sesuatu yang
seperti
bola kecil mencuat keluar. Aku
tidak
mengerti dan coba untuk
menjilatinya tapi tiba-tiba.......
"Ahhhhkkkkk........
Ge.....lllllliiiiii.....
Niiikkk...Ahhhhh....ma...t... Ahh.."
Cewek
itu merintih lebih keras seolah olah
ingin minta tolong pada seseorang.
Aku
pun
mengerti ternyata dia merasa
nikmat
kalau
dijilat di daerah situ. Dia mulai
menjambak kepalaku yang
membuatku
kesakitan tapi
aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai
menjilatinya terus-menerus sampai
tiba-
tiba aku mendengar sesuatu.
"Ahhhhh.....
Kk.... Ak......uuuu......
Iiiiinnnggg...iii...nnn....
Kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan
dengan
suara itu, aku merasa ada cairan
yang
keluar sangat deras. Kepalaku pun
dijepit
erat-erat yang membuatku tidak
bisa
bergerak. Aku merasa sesak napas
karena tidak ada ruangan yang bisa
buat
bernapas. Aku diam sejenak untuk
mengetahui apa yang terjadi.
Setelah
beberapa saat, tangan yang
memjambakku
mengendor dan kaki yang
menjepitku pun
melepas. Aku mengangkat kepala
dan lihat
matanya mulai terbuka.
"Ma..sss....kamu...he...bbaattt...."
Ujar
cewek itu. "Kamu Juga hebat
sayang."
Jawabku. "Masss, Kau.. Tahu....
Tidak....
Bahwa.... Kau.... Sala.h kam..ar?"
Tanya
cewek itu dengan suara lemas. Aku
agak
bingung dan berbicara kembali.
"Ini
Kan
kamar yyy...." "Tid...ak, Ini
kam..ar...xxx"
tutur cewek itu. Aku kaget setengah
mati
dan baru mengerti bahwa akulah
yang
salah. "Nama Kamu siapa sayang?"
Aku
tanya dia setelah tenang dengan
memegang pipinya. "Ak.u Ada..lah
Cellia."
Jawabnya. "Apakah Kau mau jadi
istri
saya?" Tanyaku. "Kau Be..nar-
be..nar
nak..al." Jawabnya. Setelah
menjawab itu,
aku langsung mencium bibirnya dan
memulai permainannya lagi. Aku
mengeluarkan lidahku dan mencari
lidahnya untuk dimain. Dia pun
membalasnya dengan penuh nafsu.
"mmm.....mmmmm....." Itulah
suara
yang
dikeluarkan waktu lidah kami
beradu. Aku
terus memainkan lidahnya sambil
kuangkat setengah badannya.
Keadaanku
sekarang lebih tenang dibanding
yang tadi
jadi aku melepas ciumannya dan
dengan
santai menjilati lehernya naik
turun. "Hhhhhhh........hhhhh.."
Itulah suara
cewek
yang lagi mendesah. Permainan di
leher
sudah cukup untukku dan aku
bermaksud untuk mulai lagi di
bagian dadanya.
Aku
turun dan mulai menghisap
payudara
kirinya. Aku menyedot, mencium,
mengendus payudaranya.
Sedangkan
tanganku mulai lagi memijit kanan
payudara indah itu. Aku menghisap
terus-
menerus sampai payudara kirinya
basah kuyup dan aku pun
berpindah lagi
menghisap ke punting kanan. Aku
mengulang terus-menerus dari kiri
ke
kanan, dan kanan ke kiri.
"Ahhhh......
Ahhhhh... Ahhhhh....
Geeee....llliiii.... Ngi...lll...uuuu...."
Itulah kata-kata
yang
terulang terus- menerus.
"Maaaa...ssssss.... Co....bbbaaa.....
Mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn....
Mmm..aaaa..ssss.."
"Akkk...uuuuu... Suuu..dd..ahhh...
S...iii...aaa...pppp...Akhh."
Sepertinya
kata
itu mulai muncul ketika aku
mengigit
kecil
di punting kanan wanita itu.Aku
masih
belum ingin menancap gas karena
pikiranku sudah agak tenang, aku
ingin dia
merasakan kehebatan permainanku.
Tetapi dia sangat ganas. Dia
membalikan
tubuhku dan menindihnya di atas
tubuhku.
Aku tidak bisa apa-apa dan
mengikuti
permainannya. Dia menunduk dan
menjilati puntingku.
"Ahhhkk....Ahhhh."
Desahku sambil berusaha
mengangkat
kepalanya. Tetapi dia melarang dan
menepis kedua tanganku. Setelah
menjilat
sebentar puntingku, dia duduk
memegang
penisku dan berusaha memasukinya
ke
dalam liang vaginanya. "Astaga, Ini
perempuan masih perawan tapi
berani
memasukinya, benar benar lihai."
pikirku.
Saat memasuki ke dalam liang
vaginanya, aku mengalami
kesulitan. Aku
merasa
susah sekali memasukinya. Dia
mulai
menekan sedikit demi sedikit dan
akhirnya
masuk setengah.
Setelahmemasukinya, dia
mulai mengenjot dengan irama
pelan.
"Ahhh...Ahhh." Kami berdua
mendesah
secara bersama. Aku merasa
sepertinya
ada sesuatu yang menyentuh
seperti
dinding di dalam vaginanya tetapi
aku
tidak tahu apa itu karena yang
kurasakan saat itu hanyalah nikmat.
Aku mulai
mengangkat pinggulku untuk
menusuknya
lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh."
Kami
terus
mendesah tidak beraturan.
Permainan
yang menyenangkan ini kuteruskan
dengan irama agak cepat tapi
sepertinya
cewek itu agak kesakitan.
"A....dduu..hhh...
Sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say..,
ke..na..pa?"
Tanyaku. "Ak...uuu
Suu...dddaahh....Ahhhhh."
Jawabnya
terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku
penasaran.
"ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn"
Lanjutnya lagi. Pada saat
bersamaan
dengan teriakan itu, aku merasakan
seperti menembus sesuatu dan aku
sadar
pada saat darah mengalir di daerah
perutku. Ternyata aku telah
meregut
keperawanan gadis itu. "Celaka, Aku
tidak
sadar bahwa dia masih gadis
karena
saya
terlalu keasyikan bermain." Pikirku.
Pada
saat yang sama, pikiranku juga
merasakan
menyesal sekaligus nikmat. "Mau
Gimana
lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku
diam
sejenak untuk menenangkan situasi.
Setelah agak tenang, perempuan itu
melihat ke arahku dengan agak
merangsang sambil menekan
dadaku dan mulai mengenjotnya
lagi. Aku pun
tersenyum dan mengetahui bahwa
dia
tidak menyesal kehilangan
kegadisannya.
"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai
lagi mendesah hebat ketika
enjotannya
semakin cepat. "A....yooo.....
Masss...."
Dia mengatakan itu sambil
mendesah.
"ma...ssuuukkkiinn.... Ahhh... Ke.....
Daaaa...la...am." Dia terus berusaha
mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu
In....giii...n me...ra.a..saa..kan
el...ang...aahhhh.....
Bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak
begitu jelas apa yang dia katakan,
tetapi
saya
tahu bahwa dia menikmatinya
karena dia
terus mengenjotnya dengan irama
lumayan cepat dibanding tadi.
Marathon
yang melelahkan masih terus
berlanjut,
permainan ini kurasakan sangat
lama
sampai aku mulai merasa ada yang
berdenyut lagi di sekujur burungku.
"Cell...iiaa..., A...kkkkuuu..ahh...
Iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.."
Aku
berbicara sambil memegang pinggul
perempuan itu. "Sayyaa...
Jjjuuu.gggaaa...
Ttiiiddaakkk....aahhhhh...
Ttaahhaaannn."
Suara histeris perempuan itu mulai
kencang. Tiba-tiba aku merasakan
ada cairan banyak yang keluar dari
liang
tersebut dan memuncratkan di
penisku.
Cairan ini membuat permainanku
ingin
cepat berakhir karena sangat licin
dan....
"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk"
Aku teriak
sekencang kencangnya sambil
menaik-
turunkan pinggul perempuan itu
dengan
sangatcepat.
"Croootttt......Crooottttt...."
Burungku akhirnya mengeluarkan
cahaya
putih yang sangat banyak.
Kurasakan
bahwa aku menyemburkannya 7
kali
didalam liang vagina perempuan
tersebut.
Setelah beberapa saat, tanganku
mulai
berhenti dan melepaskannya. Aku
pun
terasa sangat lemas. Aku
memejamkan
mataku dan aku pun tertidur. Di
detik
terakhir, aku hanya merasakan
bahwa
perempuan itu tertidur di pangkuan
dadaku. Setelah matahari terbit di
pagi hari, aku pun pelan-pelan
membuka
mataku. Aku masih bingung apakah
kemarin aku bermimpi atau tidak.
Aku pun
menengok kiri dan kanan untuk
mengetahuinya. Ternyata aku tidak
mimpi
dan aku melihat ada wanita sedang
merapikan bajunya dan siap untuk
pergi.
Aku memanggilnya tapi.... "Sayang,
Kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia
hanya
tersenyum dan pergi keluar. Aku
pun tidur
lagi karena aku benar- benar
kecapean.
Sejak kemarin aku selesai kerja, aku
tidak
istirahat. Aku bangun lagi setelah
segar
dan memakai kembali pakaianku.
Setelah
selesai, aku pun keluar dengan
bagasiku.
Aku melihat pintu nomor yang
ditempel di
pintu dan ternyata aku benar-benar
salah.
Ruanganku ada di sebelah. Aku
taruh
barang-barang di kamarku dan
keluar.
Pada saat aku keluar dan berjalan
di
lorong, aku melihat ada pembersih
ruangan berjalan menuju ke sini.
Aku pun
mengsenyum pagi ke pembersih
laki-laki
itu. Aku melewati pria itu dan
mendengar
suara pintu terbuka. Aku menengok
sebentar dan aku kaget karena
pintu
yang
dibuka adalah ruangan yang aku
tidur
bersama perempuan kemarin. Aku
bergegas kembali ke sana dan
menghentikannya. "Tunggu Dulu
pak,
jangan dibersihin ruangan ini."
"Ah?" Pria
itu sepertinya bingung. "Ruangan
Ini
kan sudah check out tadi pagi."
Lanjut
pria itu.
"Emangnya Ini ruangan bapak?"
Lanjut lagi
dengan pertanyaan. Aku bingung
sekaligus kaget karena wanita yang
bersetubuh
denganku pergi begitu saja tanpa
pemberitahuanku. "Tidak Pak, aku
pikir itu
ruangan saya." Aku jawab setelah
mengetahuinya. Aku pun keluar
hotel
dengan menyesal dan pergi makan
siang.
Sisa liburanku hanyalah hampa
karena aku sendiri di dalam hotel
sambil
menyedih hati berbaring di ranjang.

5 komentar: