Selasa, 18 Desember 2012

NGENTOT PERAWAN GARA-GARA SALAH KAMAR

Ngentot Perawan Gara-gara Salah
Kamar Namaku adalah
Santoso. Saya bekerja di suatu
pabrik
di
sekitar kota B. Saya bekerja di sana
sudah
hampir satu tahun. Saya adalah
laki- laki
single berusia 20 tahun dengan
tinggi
170cm dan berat badan 65kg.
Sebenarnya
saya malas menceritakan
pengalaman
saya tentang sex tapi karena di
situs
ini
banyak cerita yang merangsang,
jadi
saya
sesekali mencoba untuk
menulisnya. Setiap tahun pabrik
selalu
mencutikan
karyawan selama seminggu dan
inilah
saatnya para karyawan berlibur.
Aku
merencanakan berlibur sendiri di
pantai.
Jadi aku langsung pulang setelah
mendapat gaji dari atasan dan
merapikan
baju ke koper untuk ke pantai. Aku
mengunakan bis untuk pergi ke
pantai.
Perjalanan sangat cepat setelah
hanya
memakan waktu 30 menit.
Setelah sampai di pantai, aku
mengambil koperku ke tempat
resepsionis
dan memesan hotel untuk istirahat.
Tapi
aku terkejut ketika seseorang
bangun dari
tempat duduknya. Dia adalah
perempuan
yang sangat cantik dengan tubuh
tinggi
sekitar 160cm. Aku agak
terbengong
sejenak dan tiba-tiba..... "Ada Apa
pak?"
tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin
memesan kamar." Jawabku. "Mau
Pesan
yang mana mas?, disini ada tiga
macam kamar." tanya lagi dengan
menunjukan
papan harga tiga kamar. Aku agak
bingung memilih kamar karena aku
terpesona oleh kecantikan gadis ini.
"Saya Ingin kelas menengah"
Jawabku
setelah
berusaha menghilangkan
melamunnya.
"Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu.
Lalu aku membayar uang tersebut.
Pada
saat
dia mengetik komputer resepsionis,
aku
sengaja melihat namanya yang
menempel di baju sakunya. Lia
namanya. Aku
juga
lihat tubuhnya dan aku
mengelengkan
kepalaku sambil berpikir, "Benar
benar sempurna." Walaupun dia
mengunakan jas
seperti layaknya karyawan tapi
tubuhnya
sangat seksi. Aku terus bengong
sambil menunggu dia selesai
mengetik.
Akhirnya
dia mengangkat kepalanya dan
mengasih
kunci itu sambil berkata "Selamat
menikmati hotel kami." Aku
mengambil
kunci itu dan naik ke kamar hotel.
Sesampai di kamar hotel, aku
berbaring di
ranjang dan memikirkan
perempuan
tersebut. Tapi lama-kelamaan aku
jadi
mulai terangsang dan burungku
berdenyut
ingin keluar dari sarangnya. Aku
ingin berusaha untuk tidak
memikirkan yang tidak- tidak, tapi
burungku terus berontak ingin
keluar. Jadi
aku melorotkan celana jeans dan
celana
dalamku sampai ke paha.
Muncullah
Elang tanpa sayap yang tegak itu.
Aku
mulai memegang penisku sendiri
sambil
memikirkan perempuan tersebut.
Aku tidak
tahan dan mulai mengocok penisku
sendiri
dengan irama pelan. Setelah
mengocok
lama, aku merasakan kamarku
menjadi
panas jadi aku berdiri dan berhenti
sejenak
untuk melepaskan semua pakaian.
Aku
ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba
ada
orang yang membuka pintu
kamarku. Aku
sangat kaget dan berusaha memakai
bajuku tapi seseorang terlanjur
melihatku.
Ternyata perempuan lain yang tak
kukenal tapi sangat cantik. Kami
saling
bertatapan
sejenak dan perempuan itu mulai
bicara.
"Ap..a...kah. In..i kamar no.xxx?"
Aku terkejut mendengar
perkataannya
karena
biasanya perempuan langsung
menutup
pintunya kalau melihat tubuh
telanjang lawan jenis. Aku bingung
harus
menjawab
apa karena takut salah. Masih
dalam
keadaan telanjang,aku
memberanikan diri
dan menjawab. "Tolong Anda
masuk dan
tutup pintunya dulu." Aku mulai
merasa
sangat kacau karena aku tidak tahu
apa
yang kukatakan benar atau salah.
Perempuan itu tersenyum dan
masuk ke
dalam kamarku. Setelah menutupi
pintu
kamarku, dia bertanya lagi.
"Apakah
Ini kamar no.xxx?" Aku sangat
pusing
melihat
keadaan sekarang dan bermaksud
untuk
lari tapi aku tidak bisa lari. Aku
menghembus napasku dalam-dalam
dan
berkata. "Ini.. Bukan.. Kamar...
Xxx.."
Setelah mendengar jawabanku, dia
tidak
pergi malah mendekatiku dan
berkata. "Kenapa Kau masih dalam
keadaan
telanjang?" Setelah mendengar
perkataan
itu, aku masih bingung sekaligus
terangsang seolah ingin cepat-cepat
bergumul dengannya tapi juga takut
karena belum pernah melakukan
hubungan dengan lawan jenis.
Tangan
kanan perempuan itu mulai
memegang
badan bidanku dengan usapan
kecil. Aku
masih belum tahu apa yang harus
kulakukan. Tangan kirinya
memegang alat
vitalku dan bertanya. "Apakah Kau
pernah melakukannya?" Aku tidak
menjawab dan
langsung mencium bibir mungil itu
secara
acak- acakan. Dia pun mulai
membalasnya. Aku kaget dengan
reaksiku
sendiri karena aku tidak
memerintahkan
untuk mencium. Dia mulai
mengeluarkan
lidahnya dan mencari lidahku. Aku
jadi
mulai membalasnya. Setelah
beberapa
saat kami ciuman, dia melepaskan
ciumannya dan berkata di dekat
telingaku. "Tenang Saja, kita akan
bersenang
senang." Dia membuka semua
bajunya
dan melempar di lantai. Tampaklah
bukit
kembar yang lumayan besar dan
garis
feminimnya dengan sedikit berbulu.
Aku
menelan ludah setelah melihat
tubuh
wanita yang begitu indahnya tepat
di
depan mataku. Dia mendorongku
ke tempat ranjang dan aku jatuh
terbaring di
ranjang. Dia datang dan mulai
mengusap
elangku. "Ahh............" Gunamku.
"Apakah Enak mas?" Tanya si
cewek.
"En.....ahhkk....k" Belum sempat
aku
menjawab, dia sudah memasukin
penisku
ke dalam mulutnya. Dia masih
mengulum penisku yang
membuatku merem-
melek
dengan napas yang tidak teratur.
"Ahhhkkkkk.............
Ahhhkkkkk.........
Ahhhkkkkk......." Aku mengerang
saat
lidahnya menjilati lubang penisku.
Dia
terus menjilati lubang penisku jadi
rasanya
seperti mau cepat cepat keluar.
Setelah
beberapa saat, aku mulai merasa
gatal
dan berdenyut di sekitar penisku.
"A..khhhh...u Ti....d..ahkk
khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku.
Aku langsung menyemburkan cairan
kejantananku ke dalam mulut
perempuan
itu. Cairan yang kukeluarkan sangat
banyak tapi sepertinya perempuan
itu menelan sebagian spermaku.
Badanku
langsung terasa lemas dan serasa
ingin
tidur. "Mas Jangan tidur dulu dong
mas!!" teriak cewek itu sambil
menepuk
dadaku.
Aku terbangun dan ingat bahwa aku
sedang melakukan hubungan.
"Ak..u
Be..nar be..nar di..buat kamu
pingsan, eh
ngo..mong ngo...mong kamu
sia...pa?"
Aku berbicara setelah ingat bahwa
aku
ingin tahu siapa dia. "Kalo Mas
ingin tahu
siapa aku, kau harus melakukannya
sekali
lagi, setuju tidak?" tantang cewek
itu.
"Iya
Deh." jawabku dengan lebih
percaya diri
dan langsung bangun dari tempat
tidur
untuk melakukan seksual. Aku
membalikkan badan cewek itu
menjadi tidur berbaring dan
langsung
menjilat
payudaranya mulai dari kiri dan
menekan
jari telunjuk ke punting kanan
cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek
itu. Aku
terus
menjilat puting kirinya cewek itu
dengan
lembut dan menghisap sambil
mengoyangkan jari telunjuk kiri ke
punting
kanannya. Ini membuat dia merem-
melek
dan... "Ahhhh......ge...li....
Geee...lliiiii
ahhh...." "Masssss......" rintih
cewek
itu dengan suara menggoda. Aku
yang
tadinya sudah kecapean mulai
terangsang
lagi setelah mendengar suara
merdu
yang
mengoda. Aku terus menjilati
kadang
kadang mencium, menghisap
dalam-
dalam supaya ingin merasakan
nikmat
punting susu seorang wanita.
Setelah puas dengan yang punting
kiri, aku
menghisap
yang kanan. Ini kulakukan berulang
kali
sampai payudaranya basah penuh
oleh cairan ludahku. Tangan
kananku
mulai
menurun dan memegang bagian
feminim
wanita tersebut. Aku mencoba
memegangnya dengan seluruh
tangan
tetapi wanita tersebut menolaknya
dengan
mengrapatkan kedua pahanya. Aku
ingin
berusahanya tetapi dia mengatakan
sesuatu diiringi dengan rintihan.
"Mas...
S...... Ja...... Ngan.......
Duuu...lll...uuuuu.....mas"
"Sa...yyaaa....
Ma...ssiihhh.....
Pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata
cewek
itu. Aku tidak perduli dengan
rintihan
tersebut dan mencobanya dengan
mencium bibirnya dengan tangan
kiriku
masih memijit bagian kanan
punting
wanita tersebut. Setelah mencium
bibir
tersebut aku menulusuri leher
wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii.....
Ahhhhh....
Ngi......llluuuu" rintih wanita
tersebut.
Aku
ingin sekali rasanya untuk cepat
cepat
menghabisinya tetapi aku masih
bingung
harus merangsangkan bagian mana
lagi
supaya dia terangsang. Jadi aku
mendekatkan kuping wanita itu dan
mengatakan sesuatu. "Sayang, Saya
ingin
sekali mencicipi keharuman
feminim
mu."
"Tuunnnnngggguuuuu..........
Masssssss..... Ahhhh...." Jawab
Cewek
itu. Tetapi kata kata tersebut mulai
melemah
dan pada saat tangan kananku
mulai
membuka bagian paha cewek itu,
dia
sepertinya tidak menolak. Dia
membuka
pahanya dan aku mulai merasakan
kehangatan bagian bawah cewek
tersebut.
Aku mulai memegangnya dengan
telapak penuh dan mengerakannya
naik
turun
dengan irama pelan.
"Shhhhh......Shhh..."
Cewek itu merintih.
"Hhhhhh.......hhhhhh" Aku
memberanikan diri dan mulai
mengosokkan vaginanya dengan
agak
cepat sambil menghisap puntingnya
sangat dalam. Ini membuat dia
tambah terangsang dan aku mulai
merasakan
lembab vagina perempuan
tersebut.Aku
melepaskan ciuman tersebut dan
langsung menurun ke bagian
feminim
tersebut. Aku
mengendus dan merasakan
keharuman
yang tidak pernah aku rasakan
sebelumnya. Aku pun memulainya
dengan
jilatan kecil di permukaan vagina
yang
membuat napasnya tidak teratur.
"Hhhhh..........hhhhhh"
"A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh"
Cewek itu
sepertinya ingin mengatakan
sesuatu
tetapi aku tidak memperdulinya
dan
menjilatinya dengan lebih cepat.
Aku
menjilatinya terus-menerus sampai
aku
mulai merasakan ada sesuatu yang
seperti
bola kecil mencuat keluar. Aku
tidak
mengerti dan coba untuk
menjilatinya tapi tiba-tiba.......
"Ahhhhkkkkk........
Ge.....lllllliiiiii.....
Niiikkk...Ahhhhh....ma...t... Ahh.."
Cewek
itu merintih lebih keras seolah olah
ingin minta tolong pada seseorang.
Aku
pun
mengerti ternyata dia merasa
nikmat
kalau
dijilat di daerah situ. Dia mulai
menjambak kepalaku yang
membuatku
kesakitan tapi
aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai
menjilatinya terus-menerus sampai
tiba-
tiba aku mendengar sesuatu.
"Ahhhhh.....
Kk.... Ak......uuuu......
Iiiiinnnggg...iii...nnn....
Kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan
dengan
suara itu, aku merasa ada cairan
yang
keluar sangat deras. Kepalaku pun
dijepit
erat-erat yang membuatku tidak
bisa
bergerak. Aku merasa sesak napas
karena tidak ada ruangan yang bisa
buat
bernapas. Aku diam sejenak untuk
mengetahui apa yang terjadi.
Setelah
beberapa saat, tangan yang
memjambakku
mengendor dan kaki yang
menjepitku pun
melepas. Aku mengangkat kepala
dan lihat
matanya mulai terbuka.
"Ma..sss....kamu...he...bbaattt...."
Ujar
cewek itu. "Kamu Juga hebat
sayang."
Jawabku. "Masss, Kau.. Tahu....
Tidak....
Bahwa.... Kau.... Sala.h kam..ar?"
Tanya
cewek itu dengan suara lemas. Aku
agak
bingung dan berbicara kembali.
"Ini
Kan
kamar yyy...." "Tid...ak, Ini
kam..ar...xxx"
tutur cewek itu. Aku kaget setengah
mati
dan baru mengerti bahwa akulah
yang
salah. "Nama Kamu siapa sayang?"
Aku
tanya dia setelah tenang dengan
memegang pipinya. "Ak.u Ada..lah
Cellia."
Jawabnya. "Apakah Kau mau jadi
istri
saya?" Tanyaku. "Kau Be..nar-
be..nar
nak..al." Jawabnya. Setelah
menjawab itu,
aku langsung mencium bibirnya dan
memulai permainannya lagi. Aku
mengeluarkan lidahku dan mencari
lidahnya untuk dimain. Dia pun
membalasnya dengan penuh nafsu.
"mmm.....mmmmm....." Itulah
suara
yang
dikeluarkan waktu lidah kami
beradu. Aku
terus memainkan lidahnya sambil
kuangkat setengah badannya.
Keadaanku
sekarang lebih tenang dibanding
yang tadi
jadi aku melepas ciumannya dan
dengan
santai menjilati lehernya naik
turun. "Hhhhhhh........hhhhh.."
Itulah suara
cewek
yang lagi mendesah. Permainan di
leher
sudah cukup untukku dan aku
bermaksud untuk mulai lagi di
bagian dadanya.
Aku
turun dan mulai menghisap
payudara
kirinya. Aku menyedot, mencium,
mengendus payudaranya.
Sedangkan
tanganku mulai lagi memijit kanan
payudara indah itu. Aku menghisap
terus-
menerus sampai payudara kirinya
basah kuyup dan aku pun
berpindah lagi
menghisap ke punting kanan. Aku
mengulang terus-menerus dari kiri
ke
kanan, dan kanan ke kiri.
"Ahhhh......
Ahhhhh... Ahhhhh....
Geeee....llliiii.... Ngi...lll...uuuu...."
Itulah kata-kata
yang
terulang terus- menerus.
"Maaaa...ssssss.... Co....bbbaaa.....
Mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn....
Mmm..aaaa..ssss.."
"Akkk...uuuuu... Suuu..dd..ahhh...
S...iii...aaa...pppp...Akhh."
Sepertinya
kata
itu mulai muncul ketika aku
mengigit
kecil
di punting kanan wanita itu.Aku
masih
belum ingin menancap gas karena
pikiranku sudah agak tenang, aku
ingin dia
merasakan kehebatan permainanku.
Tetapi dia sangat ganas. Dia
membalikan
tubuhku dan menindihnya di atas
tubuhku.
Aku tidak bisa apa-apa dan
mengikuti
permainannya. Dia menunduk dan
menjilati puntingku.
"Ahhhkk....Ahhhh."
Desahku sambil berusaha
mengangkat
kepalanya. Tetapi dia melarang dan
menepis kedua tanganku. Setelah
menjilat
sebentar puntingku, dia duduk
memegang
penisku dan berusaha memasukinya
ke
dalam liang vaginanya. "Astaga, Ini
perempuan masih perawan tapi
berani
memasukinya, benar benar lihai."
pikirku.
Saat memasuki ke dalam liang
vaginanya, aku mengalami
kesulitan. Aku
merasa
susah sekali memasukinya. Dia
mulai
menekan sedikit demi sedikit dan
akhirnya
masuk setengah.
Setelahmemasukinya, dia
mulai mengenjot dengan irama
pelan.
"Ahhh...Ahhh." Kami berdua
mendesah
secara bersama. Aku merasa
sepertinya
ada sesuatu yang menyentuh
seperti
dinding di dalam vaginanya tetapi
aku
tidak tahu apa itu karena yang
kurasakan saat itu hanyalah nikmat.
Aku mulai
mengangkat pinggulku untuk
menusuknya
lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh."
Kami
terus
mendesah tidak beraturan.
Permainan
yang menyenangkan ini kuteruskan
dengan irama agak cepat tapi
sepertinya
cewek itu agak kesakitan.
"A....dduu..hhh...
Sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say..,
ke..na..pa?"
Tanyaku. "Ak...uuu
Suu...dddaahh....Ahhhhh."
Jawabnya
terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku
penasaran.
"ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn"
Lanjutnya lagi. Pada saat
bersamaan
dengan teriakan itu, aku merasakan
seperti menembus sesuatu dan aku
sadar
pada saat darah mengalir di daerah
perutku. Ternyata aku telah
meregut
keperawanan gadis itu. "Celaka, Aku
tidak
sadar bahwa dia masih gadis
karena
saya
terlalu keasyikan bermain." Pikirku.
Pada
saat yang sama, pikiranku juga
merasakan
menyesal sekaligus nikmat. "Mau
Gimana
lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku
diam
sejenak untuk menenangkan situasi.
Setelah agak tenang, perempuan itu
melihat ke arahku dengan agak
merangsang sambil menekan
dadaku dan mulai mengenjotnya
lagi. Aku pun
tersenyum dan mengetahui bahwa
dia
tidak menyesal kehilangan
kegadisannya.
"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai
lagi mendesah hebat ketika
enjotannya
semakin cepat. "A....yooo.....
Masss...."
Dia mengatakan itu sambil
mendesah.
"ma...ssuuukkkiinn.... Ahhh... Ke.....
Daaaa...la...am." Dia terus berusaha
mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu
In....giii...n me...ra.a..saa..kan
el...ang...aahhhh.....
Bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak
begitu jelas apa yang dia katakan,
tetapi
saya
tahu bahwa dia menikmatinya
karena dia
terus mengenjotnya dengan irama
lumayan cepat dibanding tadi.
Marathon
yang melelahkan masih terus
berlanjut,
permainan ini kurasakan sangat
lama
sampai aku mulai merasa ada yang
berdenyut lagi di sekujur burungku.
"Cell...iiaa..., A...kkkkuuu..ahh...
Iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.."
Aku
berbicara sambil memegang pinggul
perempuan itu. "Sayyaa...
Jjjuuu.gggaaa...
Ttiiiddaakkk....aahhhhh...
Ttaahhaaannn."
Suara histeris perempuan itu mulai
kencang. Tiba-tiba aku merasakan
ada cairan banyak yang keluar dari
liang
tersebut dan memuncratkan di
penisku.
Cairan ini membuat permainanku
ingin
cepat berakhir karena sangat licin
dan....
"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk"
Aku teriak
sekencang kencangnya sambil
menaik-
turunkan pinggul perempuan itu
dengan
sangatcepat.
"Croootttt......Crooottttt...."
Burungku akhirnya mengeluarkan
cahaya
putih yang sangat banyak.
Kurasakan
bahwa aku menyemburkannya 7
kali
didalam liang vagina perempuan
tersebut.
Setelah beberapa saat, tanganku
mulai
berhenti dan melepaskannya. Aku
pun
terasa sangat lemas. Aku
memejamkan
mataku dan aku pun tertidur. Di
detik
terakhir, aku hanya merasakan
bahwa
perempuan itu tertidur di pangkuan
dadaku. Setelah matahari terbit di
pagi hari, aku pun pelan-pelan
membuka
mataku. Aku masih bingung apakah
kemarin aku bermimpi atau tidak.
Aku pun
menengok kiri dan kanan untuk
mengetahuinya. Ternyata aku tidak
mimpi
dan aku melihat ada wanita sedang
merapikan bajunya dan siap untuk
pergi.
Aku memanggilnya tapi.... "Sayang,
Kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia
hanya
tersenyum dan pergi keluar. Aku
pun tidur
lagi karena aku benar- benar
kecapean.
Sejak kemarin aku selesai kerja, aku
tidak
istirahat. Aku bangun lagi setelah
segar
dan memakai kembali pakaianku.
Setelah
selesai, aku pun keluar dengan
bagasiku.
Aku melihat pintu nomor yang
ditempel di
pintu dan ternyata aku benar-benar
salah.
Ruanganku ada di sebelah. Aku
taruh
barang-barang di kamarku dan
keluar.
Pada saat aku keluar dan berjalan
di
lorong, aku melihat ada pembersih
ruangan berjalan menuju ke sini.
Aku pun
mengsenyum pagi ke pembersih
laki-laki
itu. Aku melewati pria itu dan
mendengar
suara pintu terbuka. Aku menengok
sebentar dan aku kaget karena
pintu
yang
dibuka adalah ruangan yang aku
tidur
bersama perempuan kemarin. Aku
bergegas kembali ke sana dan
menghentikannya. "Tunggu Dulu
pak,
jangan dibersihin ruangan ini."
"Ah?" Pria
itu sepertinya bingung. "Ruangan
Ini
kan sudah check out tadi pagi."
Lanjut
pria itu.
"Emangnya Ini ruangan bapak?"
Lanjut lagi
dengan pertanyaan. Aku bingung
sekaligus kaget karena wanita yang
bersetubuh
denganku pergi begitu saja tanpa
pemberitahuanku. "Tidak Pak, aku
pikir itu
ruangan saya." Aku jawab setelah
mengetahuinya. Aku pun keluar
hotel
dengan menyesal dan pergi makan
siang.
Sisa liburanku hanyalah hampa
karena aku sendiri di dalam hotel
sambil
menyedih hati berbaring di ranjang.

NGENTOT PERAWAN GARA-GARA SALAH KAMAR

Ngentot Perawan Gara-gara Salah
Kamar Namaku adalah
Santoso. Saya bekerja di suatu
pabrik
di
sekitar kota B. Saya bekerja di sana
sudah
hampir satu tahun. Saya adalah
laki- laki
single berusia 20 tahun dengan
tinggi
170cm dan berat badan 65kg.
Sebenarnya
saya malas menceritakan
pengalaman
saya tentang sex tapi karena di
situs
ini
banyak cerita yang merangsang,
jadi
saya
sesekali mencoba untuk
menulisnya. Setiap tahun pabrik
selalu
mencutikan
karyawan selama seminggu dan
inilah
saatnya para karyawan berlibur.
Aku
merencanakan berlibur sendiri di
pantai.
Jadi aku langsung pulang setelah
mendapat gaji dari atasan dan
merapikan
baju ke koper untuk ke pantai. Aku
mengunakan bis untuk pergi ke
pantai.
Perjalanan sangat cepat setelah
hanya
memakan waktu 30 menit.
Setelah sampai di pantai, aku
mengambil koperku ke tempat
resepsionis
dan memesan hotel untuk istirahat.
Tapi
aku terkejut ketika seseorang
bangun dari
tempat duduknya. Dia adalah
perempuan
yang sangat cantik dengan tubuh
tinggi
sekitar 160cm. Aku agak
terbengong
sejenak dan tiba-tiba..... "Ada Apa
pak?"
tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin
memesan kamar." Jawabku. "Mau
Pesan
yang mana mas?, disini ada tiga
macam kamar." tanya lagi dengan
menunjukan
papan harga tiga kamar. Aku agak
bingung memilih kamar karena aku
terpesona oleh kecantikan gadis ini.
"Saya Ingin kelas menengah"
Jawabku
setelah
berusaha menghilangkan
melamunnya.
"Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu.
Lalu aku membayar uang tersebut.
Pada
saat
dia mengetik komputer resepsionis,
aku
sengaja melihat namanya yang
menempel di baju sakunya. Lia
namanya. Aku
juga
lihat tubuhnya dan aku
mengelengkan
kepalaku sambil berpikir, "Benar
benar sempurna." Walaupun dia
mengunakan jas
seperti layaknya karyawan tapi
tubuhnya
sangat seksi. Aku terus bengong
sambil menunggu dia selesai
mengetik.
Akhirnya
dia mengangkat kepalanya dan
mengasih
kunci itu sambil berkata "Selamat
menikmati hotel kami." Aku
mengambil
kunci itu dan naik ke kamar hotel.
Sesampai di kamar hotel, aku
berbaring di
ranjang dan memikirkan
perempuan
tersebut. Tapi lama-kelamaan aku
jadi
mulai terangsang dan burungku
berdenyut
ingin keluar dari sarangnya. Aku
ingin berusaha untuk tidak
memikirkan yang tidak- tidak, tapi
burungku terus berontak ingin
keluar. Jadi
aku melorotkan celana jeans dan
celana
dalamku sampai ke paha.
Muncullah
Elang tanpa sayap yang tegak itu.
Aku
mulai memegang penisku sendiri
sambil
memikirkan perempuan tersebut.
Aku tidak
tahan dan mulai mengocok penisku
sendiri
dengan irama pelan. Setelah
mengocok
lama, aku merasakan kamarku
menjadi
panas jadi aku berdiri dan berhenti
sejenak
untuk melepaskan semua pakaian.
Aku
ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba
ada
orang yang membuka pintu
kamarku. Aku
sangat kaget dan berusaha memakai
bajuku tapi seseorang terlanjur
melihatku.
Ternyata perempuan lain yang tak
kukenal tapi sangat cantik. Kami
saling
bertatapan
sejenak dan perempuan itu mulai
bicara.
"Ap..a...kah. In..i kamar no.xxx?"
Aku terkejut mendengar
perkataannya
karena
biasanya perempuan langsung
menutup
pintunya kalau melihat tubuh
telanjang lawan jenis. Aku bingung
harus
menjawab
apa karena takut salah. Masih
dalam
keadaan telanjang,aku
memberanikan diri
dan menjawab. "Tolong Anda
masuk dan
tutup pintunya dulu." Aku mulai
merasa
sangat kacau karena aku tidak tahu
apa
yang kukatakan benar atau salah.
Perempuan itu tersenyum dan
masuk ke
dalam kamarku. Setelah menutupi
pintu
kamarku, dia bertanya lagi.
"Apakah
Ini kamar no.xxx?" Aku sangat
pusing
melihat
keadaan sekarang dan bermaksud
untuk
lari tapi aku tidak bisa lari. Aku
menghembus napasku dalam-dalam
dan
berkata. "Ini.. Bukan.. Kamar...
Xxx.."
Setelah mendengar jawabanku, dia
tidak
pergi malah mendekatiku dan
berkata. "Kenapa Kau masih dalam
keadaan
telanjang?" Setelah mendengar
perkataan
itu, aku masih bingung sekaligus
terangsang seolah ingin cepat-cepat
bergumul dengannya tapi juga takut
karena belum pernah melakukan
hubungan dengan lawan jenis.
Tangan
kanan perempuan itu mulai
memegang
badan bidanku dengan usapan
kecil. Aku
masih belum tahu apa yang harus
kulakukan. Tangan kirinya
memegang alat
vitalku dan bertanya. "Apakah Kau
pernah melakukannya?" Aku tidak
menjawab dan
langsung mencium bibir mungil itu
secara
acak- acakan. Dia pun mulai
membalasnya. Aku kaget dengan
reaksiku
sendiri karena aku tidak
memerintahkan
untuk mencium. Dia mulai
mengeluarkan
lidahnya dan mencari lidahku. Aku
jadi
mulai membalasnya. Setelah
beberapa
saat kami ciuman, dia melepaskan
ciumannya dan berkata di dekat
telingaku. "Tenang Saja, kita akan
bersenang
senang." Dia membuka semua
bajunya
dan melempar di lantai. Tampaklah
bukit
kembar yang lumayan besar dan
garis
feminimnya dengan sedikit berbulu.
Aku
menelan ludah setelah melihat
tubuh
wanita yang begitu indahnya tepat
di
depan mataku. Dia mendorongku
ke tempat ranjang dan aku jatuh
terbaring di
ranjang. Dia datang dan mulai
mengusap
elangku. "Ahh............" Gunamku.
"Apakah Enak mas?" Tanya si
cewek.
"En.....ahhkk....k" Belum sempat
aku
menjawab, dia sudah memasukin
penisku
ke dalam mulutnya. Dia masih
mengulum penisku yang
membuatku merem-
melek
dengan napas yang tidak teratur.
"Ahhhkkkkk.............
Ahhhkkkkk.........
Ahhhkkkkk......." Aku mengerang
saat
lidahnya menjilati lubang penisku.
Dia
terus menjilati lubang penisku jadi
rasanya
seperti mau cepat cepat keluar.
Setelah
beberapa saat, aku mulai merasa
gatal
dan berdenyut di sekitar penisku.
"A..khhhh...u Ti....d..ahkk
khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku.
Aku langsung menyemburkan cairan
kejantananku ke dalam mulut
perempuan
itu. Cairan yang kukeluarkan sangat
banyak tapi sepertinya perempuan
itu menelan sebagian spermaku.
Badanku
langsung terasa lemas dan serasa
ingin
tidur. "Mas Jangan tidur dulu dong
mas!!" teriak cewek itu sambil
menepuk
dadaku.
Aku terbangun dan ingat bahwa aku
sedang melakukan hubungan.
"Ak..u
Be..nar be..nar di..buat kamu
pingsan, eh
ngo..mong ngo...mong kamu
sia...pa?"
Aku berbicara setelah ingat bahwa
aku
ingin tahu siapa dia. "Kalo Mas
ingin tahu
siapa aku, kau harus melakukannya
sekali
lagi, setuju tidak?" tantang cewek
itu.
"Iya
Deh." jawabku dengan lebih
percaya diri
dan langsung bangun dari tempat
tidur
untuk melakukan seksual. Aku
membalikkan badan cewek itu
menjadi tidur berbaring dan
langsung
menjilat
payudaranya mulai dari kiri dan
menekan
jari telunjuk ke punting kanan
cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek
itu. Aku
terus
menjilat puting kirinya cewek itu
dengan
lembut dan menghisap sambil
mengoyangkan jari telunjuk kiri ke
punting
kanannya. Ini membuat dia merem-
melek
dan... "Ahhhh......ge...li....
Geee...lliiiii
ahhh...." "Masssss......" rintih
cewek
itu dengan suara menggoda. Aku
yang
tadinya sudah kecapean mulai
terangsang
lagi setelah mendengar suara
merdu
yang
mengoda. Aku terus menjilati
kadang
kadang mencium, menghisap
dalam-
dalam supaya ingin merasakan
nikmat
punting susu seorang wanita.
Setelah puas dengan yang punting
kiri, aku
menghisap
yang kanan. Ini kulakukan berulang
kali
sampai payudaranya basah penuh
oleh cairan ludahku. Tangan
kananku
mulai
menurun dan memegang bagian
feminim
wanita tersebut. Aku mencoba
memegangnya dengan seluruh
tangan
tetapi wanita tersebut menolaknya
dengan
mengrapatkan kedua pahanya. Aku
ingin
berusahanya tetapi dia mengatakan
sesuatu diiringi dengan rintihan.
"Mas...
S...... Ja...... Ngan.......
Duuu...lll...uuuuu.....mas"
"Sa...yyaaa....
Ma...ssiihhh.....
Pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata
cewek
itu. Aku tidak perduli dengan
rintihan
tersebut dan mencobanya dengan
mencium bibirnya dengan tangan
kiriku
masih memijit bagian kanan
punting
wanita tersebut. Setelah mencium
bibir
tersebut aku menulusuri leher
wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii.....
Ahhhhh....
Ngi......llluuuu" rintih wanita
tersebut.
Aku
ingin sekali rasanya untuk cepat
cepat
menghabisinya tetapi aku masih
bingung
harus merangsangkan bagian mana
lagi
supaya dia terangsang. Jadi aku
mendekatkan kuping wanita itu dan
mengatakan sesuatu. "Sayang, Saya
ingin
sekali mencicipi keharuman
feminim
mu."
"Tuunnnnngggguuuuu..........
Masssssss..... Ahhhh...." Jawab
Cewek
itu. Tetapi kata kata tersebut mulai
melemah
dan pada saat tangan kananku
mulai
membuka bagian paha cewek itu,
dia
sepertinya tidak menolak. Dia
membuka
pahanya dan aku mulai merasakan
kehangatan bagian bawah cewek
tersebut.
Aku mulai memegangnya dengan
telapak penuh dan mengerakannya
naik
turun
dengan irama pelan.
"Shhhhh......Shhh..."
Cewek itu merintih.
"Hhhhhh.......hhhhhh" Aku
memberanikan diri dan mulai
mengosokkan vaginanya dengan
agak
cepat sambil menghisap puntingnya
sangat dalam. Ini membuat dia
tambah terangsang dan aku mulai
merasakan
lembab vagina perempuan
tersebut.Aku
melepaskan ciuman tersebut dan
langsung menurun ke bagian
feminim
tersebut. Aku
mengendus dan merasakan
keharuman
yang tidak pernah aku rasakan
sebelumnya. Aku pun memulainya
dengan
jilatan kecil di permukaan vagina
yang
membuat napasnya tidak teratur.
"Hhhhh..........hhhhhh"
"A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh"
Cewek itu
sepertinya ingin mengatakan
sesuatu
tetapi aku tidak memperdulinya
dan
menjilatinya dengan lebih cepat.
Aku
menjilatinya terus-menerus sampai
aku
mulai merasakan ada sesuatu yang
seperti
bola kecil mencuat keluar. Aku
tidak
mengerti dan coba untuk
menjilatinya tapi tiba-tiba.......
"Ahhhhkkkkk........
Ge.....lllllliiiiii.....
Niiikkk...Ahhhhh....ma...t... Ahh.."
Cewek
itu merintih lebih keras seolah olah
ingin minta tolong pada seseorang.
Aku
pun
mengerti ternyata dia merasa
nikmat
kalau
dijilat di daerah situ. Dia mulai
menjambak kepalaku yang
membuatku
kesakitan tapi
aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai
menjilatinya terus-menerus sampai
tiba-
tiba aku mendengar sesuatu.
"Ahhhhh.....
Kk.... Ak......uuuu......
Iiiiinnnggg...iii...nnn....
Kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan
dengan
suara itu, aku merasa ada cairan
yang
keluar sangat deras. Kepalaku pun
dijepit
erat-erat yang membuatku tidak
bisa
bergerak. Aku merasa sesak napas
karena tidak ada ruangan yang bisa
buat
bernapas. Aku diam sejenak untuk
mengetahui apa yang terjadi.
Setelah
beberapa saat, tangan yang
memjambakku
mengendor dan kaki yang
menjepitku pun
melepas. Aku mengangkat kepala
dan lihat
matanya mulai terbuka.
"Ma..sss....kamu...he...bbaattt...."
Ujar
cewek itu. "Kamu Juga hebat
sayang."
Jawabku. "Masss, Kau.. Tahu....
Tidak....
Bahwa.... Kau.... Sala.h kam..ar?"
Tanya
cewek itu dengan suara lemas. Aku
agak
bingung dan berbicara kembali.
"Ini
Kan
kamar yyy...." "Tid...ak, Ini
kam..ar...xxx"
tutur cewek itu. Aku kaget setengah
mati
dan baru mengerti bahwa akulah
yang
salah. "Nama Kamu siapa sayang?"
Aku
tanya dia setelah tenang dengan
memegang pipinya. "Ak.u Ada..lah
Cellia."
Jawabnya. "Apakah Kau mau jadi
istri
saya?" Tanyaku. "Kau Be..nar-
be..nar
nak..al." Jawabnya. Setelah
menjawab itu,
aku langsung mencium bibirnya dan
memulai permainannya lagi. Aku
mengeluarkan lidahku dan mencari
lidahnya untuk dimain. Dia pun
membalasnya dengan penuh nafsu.
"mmm.....mmmmm....." Itulah
suara
yang
dikeluarkan waktu lidah kami
beradu. Aku
terus memainkan lidahnya sambil
kuangkat setengah badannya.
Keadaanku
sekarang lebih tenang dibanding
yang tadi
jadi aku melepas ciumannya dan
dengan
santai menjilati lehernya naik
turun. "Hhhhhhh........hhhhh.."
Itulah suara
cewek
yang lagi mendesah. Permainan di
leher
sudah cukup untukku dan aku
bermaksud untuk mulai lagi di
bagian dadanya.
Aku
turun dan mulai menghisap
payudara
kirinya. Aku menyedot, mencium,
mengendus payudaranya.
Sedangkan
tanganku mulai lagi memijit kanan
payudara indah itu. Aku menghisap
terus-
menerus sampai payudara kirinya
basah kuyup dan aku pun
berpindah lagi
menghisap ke punting kanan. Aku
mengulang terus-menerus dari kiri
ke
kanan, dan kanan ke kiri.
"Ahhhh......
Ahhhhh... Ahhhhh....
Geeee....llliiii.... Ngi...lll...uuuu...."
Itulah kata-kata
yang
terulang terus- menerus.
"Maaaa...ssssss.... Co....bbbaaa.....
Mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn....
Mmm..aaaa..ssss.."
"Akkk...uuuuu... Suuu..dd..ahhh...
S...iii...aaa...pppp...Akhh."
Sepertinya
kata
itu mulai muncul ketika aku
mengigit
kecil
di punting kanan wanita itu.Aku
masih
belum ingin menancap gas karena
pikiranku sudah agak tenang, aku
ingin dia
merasakan kehebatan permainanku.
Tetapi dia sangat ganas. Dia
membalikan
tubuhku dan menindihnya di atas
tubuhku.
Aku tidak bisa apa-apa dan
mengikuti
permainannya. Dia menunduk dan
menjilati puntingku.
"Ahhhkk....Ahhhh."
Desahku sambil berusaha
mengangkat
kepalanya. Tetapi dia melarang dan
menepis kedua tanganku. Setelah
menjilat
sebentar puntingku, dia duduk
memegang
penisku dan berusaha memasukinya
ke
dalam liang vaginanya. "Astaga, Ini
perempuan masih perawan tapi
berani
memasukinya, benar benar lihai."
pikirku.
Saat memasuki ke dalam liang
vaginanya, aku mengalami
kesulitan. Aku
merasa
susah sekali memasukinya. Dia
mulai
menekan sedikit demi sedikit dan
akhirnya
masuk setengah.
Setelahmemasukinya, dia
mulai mengenjot dengan irama
pelan.
"Ahhh...Ahhh." Kami berdua
mendesah
secara bersama. Aku merasa
sepertinya
ada sesuatu yang menyentuh
seperti
dinding di dalam vaginanya tetapi
aku
tidak tahu apa itu karena yang
kurasakan saat itu hanyalah nikmat.
Aku mulai
mengangkat pinggulku untuk
menusuknya
lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh."
Kami
terus
mendesah tidak beraturan.
Permainan
yang menyenangkan ini kuteruskan
dengan irama agak cepat tapi
sepertinya
cewek itu agak kesakitan.
"A....dduu..hhh...
Sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say..,
ke..na..pa?"
Tanyaku. "Ak...uuu
Suu...dddaahh....Ahhhhh."
Jawabnya
terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku
penasaran.
"ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn"
Lanjutnya lagi. Pada saat
bersamaan
dengan teriakan itu, aku merasakan
seperti menembus sesuatu dan aku
sadar
pada saat darah mengalir di daerah
perutku. Ternyata aku telah
meregut
keperawanan gadis itu. "Celaka, Aku
tidak
sadar bahwa dia masih gadis
karena
saya
terlalu keasyikan bermain." Pikirku.
Pada
saat yang sama, pikiranku juga
merasakan
menyesal sekaligus nikmat. "Mau
Gimana
lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku
diam
sejenak untuk menenangkan situasi.
Setelah agak tenang, perempuan itu
melihat ke arahku dengan agak
merangsang sambil menekan
dadaku dan mulai mengenjotnya
lagi. Aku pun
tersenyum dan mengetahui bahwa
dia
tidak menyesal kehilangan
kegadisannya.
"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai
lagi mendesah hebat ketika
enjotannya
semakin cepat. "A....yooo.....
Masss...."
Dia mengatakan itu sambil
mendesah.
"ma...ssuuukkkiinn.... Ahhh... Ke.....
Daaaa...la...am." Dia terus berusaha
mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu
In....giii...n me...ra.a..saa..kan
el...ang...aahhhh.....
Bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak
begitu jelas apa yang dia katakan,
tetapi
saya
tahu bahwa dia menikmatinya
karena dia
terus mengenjotnya dengan irama
lumayan cepat dibanding tadi.
Marathon
yang melelahkan masih terus
berlanjut,
permainan ini kurasakan sangat
lama
sampai aku mulai merasa ada yang
berdenyut lagi di sekujur burungku.
"Cell...iiaa..., A...kkkkuuu..ahh...
Iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.."
Aku
berbicara sambil memegang pinggul
perempuan itu. "Sayyaa...
Jjjuuu.gggaaa...
Ttiiiddaakkk....aahhhhh...
Ttaahhaaannn."
Suara histeris perempuan itu mulai
kencang. Tiba-tiba aku merasakan
ada cairan banyak yang keluar dari
liang
tersebut dan memuncratkan di
penisku.
Cairan ini membuat permainanku
ingin
cepat berakhir karena sangat licin
dan....
"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk"
Aku teriak
sekencang kencangnya sambil
menaik-
turunkan pinggul perempuan itu
dengan
sangatcepat.
"Croootttt......Crooottttt...."
Burungku akhirnya mengeluarkan
cahaya
putih yang sangat banyak.
Kurasakan
bahwa aku menyemburkannya 7
kali
didalam liang vagina perempuan
tersebut.
Setelah beberapa saat, tanganku
mulai
berhenti dan melepaskannya. Aku
pun
terasa sangat lemas. Aku
memejamkan
mataku dan aku pun tertidur. Di
detik
terakhir, aku hanya merasakan
bahwa
perempuan itu tertidur di pangkuan
dadaku. Setelah matahari terbit di
pagi hari, aku pun pelan-pelan
membuka
mataku. Aku masih bingung apakah
kemarin aku bermimpi atau tidak.
Aku pun
menengok kiri dan kanan untuk
mengetahuinya. Ternyata aku tidak
mimpi
dan aku melihat ada wanita sedang
merapikan bajunya dan siap untuk
pergi.
Aku memanggilnya tapi.... "Sayang,
Kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia
hanya
tersenyum dan pergi keluar. Aku
pun tidur
lagi karena aku benar- benar
kecapean.
Sejak kemarin aku selesai kerja, aku
tidak
istirahat. Aku bangun lagi setelah
segar
dan memakai kembali pakaianku.
Setelah
selesai, aku pun keluar dengan
bagasiku.
Aku melihat pintu nomor yang
ditempel di
pintu dan ternyata aku benar-benar
salah.
Ruanganku ada di sebelah. Aku
taruh
barang-barang di kamarku dan
keluar.
Pada saat aku keluar dan berjalan
di
lorong, aku melihat ada pembersih
ruangan berjalan menuju ke sini.
Aku pun
mengsenyum pagi ke pembersih
laki-laki
itu. Aku melewati pria itu dan
mendengar
suara pintu terbuka. Aku menengok
sebentar dan aku kaget karena
pintu
yang
dibuka adalah ruangan yang aku
tidur
bersama perempuan kemarin. Aku
bergegas kembali ke sana dan
menghentikannya. "Tunggu Dulu
pak,
jangan dibersihin ruangan ini."
"Ah?" Pria
itu sepertinya bingung. "Ruangan
Ini
kan sudah check out tadi pagi."
Lanjut
pria itu.
"Emangnya Ini ruangan bapak?"
Lanjut lagi
dengan pertanyaan. Aku bingung
sekaligus kaget karena wanita yang
bersetubuh
denganku pergi begitu saja tanpa
pemberitahuanku. "Tidak Pak, aku
pikir itu
ruangan saya." Aku jawab setelah
mengetahuinya. Aku pun keluar
hotel
dengan menyesal dan pergi makan
siang.
Sisa liburanku hanyalah hampa
karena aku sendiri di dalam hotel
sambil
menyedih hati berbaring di ranjang.

Sabtu, 15 Desember 2012

CERITA ANAK SMA

CERITA SEX - CERITA SEX ANAK
SMA - CERITA SEX ANAK SMA
TERBARU 18+

- Kejadiannya
sangatlah lama, dan di ruangan
terbuka yang dapat dikatakan
udara cukup panas. Saat itu,
tepat pukul 13:00 . Pada waktu
itu, kami melakukan beberapa
kegiatan rutin yang biasa kami
jalani setiap harinya.
Pada pukul 15:00 , acara
Pramuka dibubarkan. Kamipun
segera bergegas meninggalkan
tempat tersebut. Aku setelah dari
tempat itu, berniat pergi ke
sebuah Multiplayer. Saat saya
setiba di Sekolah, saya melihat
seorang anak yang sedang
mengintip ke dalam sebuah
ruangan di dalam sekolah. Karena
saya sedikit ada rasa curiga, maka
saya memutuskan untuk
mendekatinya. Ketika saya
mendekatinya, perasaan saya
merasa sedikit tidak enak. Karena
itu, saya tidak jadi mendekatinya.
Tak lama kemudian, datanglah
teman saya bernama Jetprak, anak
yang selalu bermain bersama saya
dan “sedikit rusak”. Saat itu, ia
mengatakan, bahwa ada orang
yang menitipkan barangnya di
Lapangan Olahraga di Lantai 5.
Karena ada rasa sedikit curiga,
maka saya pergi ke sana untuk
memastikan ada apa di sana.
Setelah saya tiba di sana , saya
melihat ada sebuah kantongan di
dekat sebuah panggung
pergelaran. Sebelum saya
beranjak untuk melihatn6ya, saya
pastikan dulu, bahwa tidak ada
jebakan. Setelah saya cek,
ternyata tidak ada sama sekali
jebakan. Lalu, sayapun segera
melihat apa isi dari Barang
tersebut.
Setelah saya pegang benda
tersebut, saya buka kantongnya
satu persatu. Ternyata,
pembungkus benda tersebut
sangatlah banyak, sehingga saya
pusing untuk membukanya satu
persatu. Sampai pada akhirnya,
Kantonga itu habis terbuka pada
bungkusan yang kelima puluh.
Setelah saya lihat, ternyata isinya
adalah berbagai macam foto-foto
yang dapat dikatakan “rusak” dan
berbagai macam alat KB dan Seks.
Tetapi saya sempat bertanya
keheranan “siapa dan untuk apa
ini?”. Karena merasa tidak sopan,
maka kukembalikan lagi kepada
tempatnya. Setelah sekian lama,
saya hanya menunggu sang waktu
berlalu. Kebetulan pada saat itu
tidak ada orang, maka saya bisa
bersantai sejenak di sana.
Setelah sekian lama, saya ingat,
bahwa saya akan bertanding
lomba Catur antar 1 Sekolah. Saat
itu, saya telah mencapai Final,
dan lawan saya yang berikutnya,
adalah Fahris (Sekarang ia anggota
Dark Falcon). Karena tidak ada
orang, maka saya berlatih sendiri
di tempat itu. (avid internisti)
Sesudah saya berlatih selama 1
jam, saya merasa kelelahan. Maka,
saya putuskan untuk beristirahat
dengan melakukan Break Dance.
Beberapa waktu yang lalu, saya
diajarkan oleh salah seorang
teman saya untuk berlatih Break
Dance, seperti Salto, Rolling, Hip
Hop, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, saya tertarik akan salah
satu gerakan yang sangat sukar,
yaitu Tornado Roll (Rolling di
Udara) .
Karena saat itu tidak ada orang,
saya iseng untuk mencobanya
dengan naik di atas tiang
penyangga. Saat itu, saya
menaikinya dengan memanjatnya.
Saat saya akan melakukannya,
tiba-tiba ada 2 orang yang masuk
ke ruangan itu. Tidak disangka,
itu adalah Fahris, lawan Finalku
nanti, dan yang satu lagi, adalah
anak yang terdapat di Foto-foto
yang kulihat tadi, karena namanya
cukup panjang, sebut saja NT.
Karena tempat itu cukup luas,
saya mencoba untuk
mendengarkan suara mereka
dengan mendengarkan gemanya.
Kulihat Fahris mulai membuka
kantongan tersebut, dan “Lihat,
sekarang kamu percaya kan? Aku
ini tidak pernah berbohong,
jangan macam-macam kamu!”
kata Fahris.
“Ih.. kamu kok jahat! Awas, nanti
aku adukan ke guru lho!”
sambung NT.
“Mangkanya, lebih baik kamu
harus tunduk kepadaku, atau..”
pembicaraan terpotong.
“Atau apa hah?” teriak NT agak
keras.
“Atau aku Renggut
Keperawananmu!” Teriakan Fahris
menggelegar.
“Jangan macam-macam kamu,
cepat serahkan!” NT meneruskan.
Belum sempat NT bergerak, Fahris
sudah menerjang NT dan langsung
menelanjangi NT dengan kasarnya.
“Ah.. Jangan Far.. Jangan!!”
Teriakan NT keras sambil
menangis tersedu-sedu.
“Segera kuambil
keperawananmu!!” Lanjut Fahris.
Fahrispun memulai aksinya
dengan sangat gesit, ia melakukan
ML pemanasan dengan rasa
sangat Hot. Tetapi, aku berusaha
untuk tetap berada di langit-langit
meskipun aku hanya bertumpu
dengan Tiang datar dengan lebar
30 cm.
Setelah ia melakukan pemanasan,
iapun akhirnya siap untuk
memulai aksi tergilanya.
“Ah.. jangan far.. jangan ambil
keperawananku.. tolonglah..”
pelas NT.
Tetapi, Fahris tidak mempedulikan
perkataannya, dan akhirnya,
iapun melakukan seks dengan NT.
“Earrgghh..” Teriak NT begitu
batang kemaluan Fahris memasuki
liang senggama nya.
Setelah itu, Fahripun mulai
melakukan penggesekan terus
menerus sampai ia berhenti
setelah menit kesepuluh.
“Bagaimana, enak kan,
mangkanya, jangan coba-coba!”
kata Fahris puas.
Setelah itu, Fahrispun mulai
kembali melancarkan aksinya
untuk kembali melakukan
persetubuhan.
Selama mereka melakukan
persetubuhan, NT terus
mengerang-erang kesakitan
“Eng.. eugh.. ough.. aekh.. eakh..
eikh.. oekh..” Desahan NT turut
membuatku terangsang. Tetapi,
karena pada saat itu, aku belum
pernah bermasturbasi, maka aku
diam saja dan terus menyaksikan.
Setelah sekian lama, akhirnya
mereka berhenti dan tertidur
lemas. Sepertinya, mereka telah
Orgasme bersama, dan kulihat NT
berdarah. Mungkin ia telah
kehilangan keperawanannya.
Karena kesempatan tidak ada
orang, maka sayapun segera
mengambil kamera, dan menfoto
beberapa foto yang membuktikan
Fahris bersalah. Setelah itu,
sayapun berniat kabur melalui
Jendela Ventilasi di dekatku.
Ketika hendak keluar, aku
mendengar ada suara gebrakan.
Setelah kulihat ada sumber suara
tersebut, tenyata itu adalah Gloria
yang masuk lewat Pintu dan
terjatuh dan kakinya mengenai
Lantai dan sepertinya ia Lumpuh
sementara (Paralyze). Seketika itu
pula, bangunlah Fahris dalam
keadaan segar bugar seperti tidak
sehabis bercinta. Iapun mendekati
Gloria.
“Hai, cewek, kamu sudah melihat
perbuatan kami ya?” kata Fahris.
“Lihat apa? Aku baru saja masuk
ke ruangan ini.” jelas Gloria.
“Jangan bercanda, lagipula kamu
kan juga mengintip aku saat
bercinta dengan SOS tadi kan di
kelas” lanjut Fahris.
“Kamu jangan macam-macam. Aku
tak tahu!” sangkal Gloria.
“Sudah, lebih baik kamu bercinta
juga saja denganku!” Perintah
Fahris.
“Jangan.. jangan sentuh aku..
jangan..” Teriak Gloria.
Karena aku tidak tega melihat
Gloria yang begitu Cantik dan
Seksi yang masih perawan,
akupun berbuat nekat. Entah apa
yang merasuki pikiranku, aku
langsung saja melompat menuju
ke Fahris dan melakukan Tornado
Roll. Dan akhirnya, berhasil,
sayapun berhasil menghajarnya
dan membuatnya pingsan. Akan
tetapi, akupun langsung lumpuh
total seketika. Tetapi, saya belum
menyerah. Sayapun memberikan
Kamera yang saya gunakan untuk
menfoto Fahris dan NT tadi. Dan
akhirnya, akupun pingsan.
Keesokan harinya, aku terbangun
di atas tempat tidur. Aku melihat
sekelilingku, dan ternyata, aku
berada di rumah sakit. Akupun
segera berbaring kembali, tetapi
tidak tidur. Karena keluargaku
jauh dariku, maka tidak ada sama
sekali yang datang menjengukku.
Saya sangat merasa sedih saat itu.
Tidak lama kemudian, Gloria
datang dan menghampiriku. Ia
berjalan seperti orang normal.
Aku pikir Paralyzenya sudah
sembuh.
“Ali, apakah lukamu masih sakit?”
tanyanya.
“Tidak juga sih, tapi sudah
mendingan.” sahutku.
“Eh, terima kasih ya, kamu sudah
menolongku pada saat itu.”
ucapnya
“Ah, tidak apa-apa. Aku memang
sudah biasa melakukannya.”
jawabku seenaknya.
“Lantas mengapa NT pada saat itu
tidak kamu tolong?” tanyanya.
Waduh, mati aku. Aku tidak
mungkin mengatakan bahwa aku
membedakan sesama manusia
(dalam arti Gloria dan NT). Lalu
akupun menemukan jawaban
sempurna.
“Oh, pada saat itukan Fahris
masih dalam keadaan Fit, jadi aku
tidak mungkin dapat
menghadapinya secara fisik.”
“Kalau mental?” tanyanya lagi.
“Itu mungkin saja dapat kuatasi.
Oh ya, bagaimana dengan
kejuaraan catur hari ini? Aku kan
tidak dapat ikut?” tanyaku.
Gloriapun mengeluarkan sesuatu
dari dalam tasnya. Ternyata, ia
mengeluarkan kameraku dan
kertas yang menyatakan bahwa
aku langsung memenangkan
pertandingan karena Fahris
melakukan perbuatan yang tidak
terhormat. Akupun merasa lega,
dan akhirnya akupun bertanya
lagi.
“Bagaimana pendapatmu?”
tanyaku.
“Yah.. hebat.. boleh juga..”
katanya.
Entah apa yang menghantui
pikiranku, akupun menyatakan
cinta padanya, tetapi ia menjawab
“Waduh, jangan dulu ya, aku
masih belum mau pacaran, lain
kali saja ya. Sementara ini, ayo
kita berteman dan melakukan
petualangan bersama di Sekolah.”
“Jadi, kamu juga suka menyusup
ya?” tanyaku.
“Iya, sejak kecil, aku suka sekali
berpetualang, jadi, kamu kan juga
sama, mari kita satukan hobi kita
bersama.” jelasnya.